PALANGKARAYA PUNYA DUA LOKASI UNTUK DI HUJANI

 



Anda tahu kota Palangkaraya? Banyak yang mengatakan bahwa kota ini adalah kota terluas di Indonesia, dengan wilayah yang mencapai 2.853,53 kilometer persegi. Terletak di kalimantan tengah yang saat ini menyandang gelar ibukota provinsi, dengan nama khasnya yakni kota cantik Palangkaraya.

Nahh, kota yang terletak di bumi tambun bungai inilah yang banyak memiliki keunikan didalamnya. Mulai dari budaya dan adat, beragamnya suku dan budaya, juga kuliner yang tak kalah bersaing dengan daerah yang lain. Namun bukan itu yang akan kita bahas dalam tulisan ini, yang akan kita bahas adalah iklim dan cuacanya.

Loh , bahas cuaca? Ngebosenin!

Mungkin sebagian pembaca akan berfikir demikian, tapi ini adalah titik uniknya. Siapa sangka palangkaraya punya dua tempat untuk dihujani?

Maksudnya?

FYI kalimantan tengah adalah provinsi yang tidak dapat diprediksi musimnya, kapan kemarau dan kapan musim hujan sejauh ini sulit untuk di tentukan. Terkadang dalam waktu satu tahun penuh kalimantan tengah selalu dalam keadaan basah (hujan), terkadang juga kering kerontang, bahkan tak jarang kalimantan tengah mengalami curah hujan tinggi, akibatnya banyak daerah-daerah yang tergenang.

Palangkaraya sendiri memiliki curah hujan yang tinggi akhir-akhir ini, bahkan terkadang seharian penuh masyarakatnya diguyur air berkah ini. Tapi menariknya adalah ada dua tempat di palangkaraya yang selalu berselisih ketika hujan, tidak sekali dua kali, ini seringkali terjadi bahkan mungkin bukan suatu hal yang asing lagi bagi warga palangkaraya.

Di tengah-tengah kota ada satu bundaran yang seringkali disebut dengan bundaran burung, di sinilah perbatasan datangnya hujan. Sebagai bundaran yang terletak di tengah kota, bundaran ini sudah dianggap sebagai pembatas antara daerah ‘Kereng Bangkirai’ (nama daerah di palangkaraya) dan kota palangkaraya itu sendiri.

Nah, apabila nanti rekan-rekan ada kesempatan berkunjung ke palangkaraya, silahkan diamati. Palangkaraya dan kereng bangkirai pasti terdapat perbedaan dalam guyuran air hujan. Jika kereng bangkirai hujan, belum tentu di daerah perkotaan palangkaraya juga hujan, pun pula sebaliknya. Pembatasnya adalah bundaran burung itu tadi. Bahkan tak jarang masyarakat melihat hujan yang sangat lebat di area seberang bundaran burung apabila dilihat dari sisi seberang yang lain. Bahkan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sampai saat ini belum mengeluarkan penjelasan terkait fenomena unik yang sering terjadi ini.

Tak perlu dipikir terlalu dalam, ini hanyalah tulisan opini yang ingin saya sampaikan kepada para pembaca, tentang bagaimana uniknya daerah kami. Jika ada kesempatan berkunjung kemari, amatilah. Kemudian mari kita simpulkan di pena kita masing-masing.

Posting Komentar

2 Komentar

  1. Unik sih, tapi ada. Di daerah rumah saya juga begitu. Di depan gang hujan deras, eh masuk ke dalam gang, kering.

    BalasHapus
  2. Hujan lokal, Kak. Aku juga pernah beberap kali menjumpai di daerah tempat tinggalku. Nah, cuma yang bikin unik ini batas hujannya terlihat di tempat yang iconic.

    BalasHapus

Comments