RIWALOKA - "Karena tingginya derajat sebuah ilmu, Allah Swt memberikan bekal kepada nabi adam As. Sebelum turun ke bumi Bukan harta maupun kedudukan, melainkan ilmu"
siapa yang tidak ingin menjadi orang yang pintar dan berilmu? Bisa memiliki banyak wawasan dan pengetahuan, mudah memahami apa yang dikatakan oleh orang, memiliki berbagai macam keterampilan. Sejatinya semua orang menginginkan pengetahuan, keterampilan dan wawasan, terlebih bagi umat islam. Dimana banyak sekali disebutkan dalam Al-qur’an maupun hadits bahwa orang yang berilmu akan diangkat derajatnya oleh Allah swt.
Mungkin pernah terlintas di pikiran kita, mengapa dalam membangun sebuah rumah perlu adanya tahapan membuat pondasi terlebih dahulu, kemudian menegakkan tiang, membuat dinding yang kokoh, barulah memasang atap? Ya, secara logika normal, bagaimana kita bisa memasang atap tanpa adanya dinding? Bagaimana mungkin dinding bisa dibangun apabila tiang belum ditegakkan? Bagaimana mungkin tiang ditegakkan apabila pondasi belum dibuat? Ya, begitulah tahapan membuat rumah yang nantinya akan kita pergunakan sebagai tempat untuk bernaung.
Tahapan membuat rumah hampir sama dengan menuntut ilmu, kita perlu bersabar, tahapan demi tahapan harus kita lalui, hingga tercapailah apa yang kita inginkan yakni menjadi orang yang berilmu. Dengan ilmu yang kita miliki tersebut maka ia akan menjaga kita layaknya sebuah rumah tempat kita bernaung.
Dalam suatu hadis yang diriwayatkan oleh ibnu majah, mengatakan bahwa menuntut ilmu itu wajib hukumnya baik untuk muslim laki-laki maupun perempuan. Dalam konteks kewajiban menuntut ilmu, syaikh imam Az-zarnuji menjelaskan bahwa seorang muslim tidak diwajibkan dalam mempelajari semua ilmu, akan tetapi seorang muslim diwajibkan mempelajari ilmu yang dibutuhkan pada saat itu, ditegaskan kembali bahwa ilmu yang paling utama adalah ilmu yang dibutuhkan pada saat itu. Maka dari itu tidak bisa kita pungkiri bahwa belajar dan menuntut ilmu sangat penting terkhusus bagi umat islam.
Nabi Muhammad Saw mendapatkan wahyu pertamanya pada surah Al Alaq ayat 1-5, yang mana diawali dengan kata iqra’ yang berarti “bacalah”. Mengapa Allah memerintahkan manusia untuk membaca? Perintah tersebut memberikan penjelasan kepada semua manusia bahwa membaca adalah kunci untuk mengetahui segala sesuatu yang ada dimuka bumi. Secara tidak langsung Allah swt, memerintahkan hambanya untuk menuntut ilmu dengan cara membaca. Bacalah raelitas kehidupan, raihlah pengetahuan-pengetahuan, sehingga engkau akan menjadi orang yang mempunyai wawasan.
Salah satu ungkapan dari imam syafi,i yakni al-‘ilmu nuurun yang bermakna ilmu adalah cahaya. Ya , sejatinya ilmu adalah cahaya kehidupan, ilmu tidak akan pernah basi, ilmu akan sangat berguna dari masa ke masa. Maka dari itu manusia yang tak memiliki ilmu bak manusia tanpa cahaya. Dalam Al-Qur’an ditegaskan bahwa ilmu merupakan keistimewaan yang menjadikan manusia unggul dibandingkan makhluk yang lain guna menjalankan fungsi kekhalifahan. Sedangkan secara umum arti ilmu adalah pengetahuan khusus tentang apa penyebab sesuatu dan mengapa. Sederhananya ilmu merupakan kumpulan suatu pengetahuan dan teori yang telah disepakati bersama dan sudah terbukti kebenarannya.
Seringkali dikatakan bahwa orang yang memiliki ilmu akan diangkat derajatnya, hal ini sudah banyak terjadi disekitar kita. Dimana orang-orang berilmu yang sudah meninggal sekalipun seolah-olah akan hidup kembali karena ilmunya. Bak kata pepatah, gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meninggalkan belang. Begitulah manusia, manusia mati akan meninggalkan suatu karya atau pemikiran. jika manusia berilmu bahkan kematian sekalipun tak bisa menghentikan Allah dalam mengangkat derajatnya didunia karena ilmu yang ia miliki. Itulah mengapa ilmu yang bermanfaat menjadi salah satu dari tiga amalan yang tidak akan terputus walaupun sipemilik sudah meninggal dunia.
Karena tingginya derajat sebuah ilmu, Allah Swt memberikan bekal kepada nabi adam As. Sebelum turun ke bumi Bukan harta maupun kedudukan, melainkan ilmu. Dalam penciptaan nabi Adam As, Allah membekali nabi adam dengan ilmu Al asma (nama-nama) seluruh makhluk dan berbagai macam Bahasa, sebagai bekal nabi adam dalam mengelola bumi. Itulah alasan mengapa malaikat sujud kepada adam, dikarenakan salah satunya adalah nabi adam sudah dikaruniai ilmu. Maka dari itu, seorang yang memiliki ilmu yang bermanfaat untuk kemaslahatan umat maka Allah Swt. Akan mengangkat derajatnya.
Begitulah pentingnya ilmu, para ulama mengatakan bahwa ilmu merupakan sesuatu yang paling mahal yang kita miliki, tidak ada satupu yang lebih mahal dibandingkan ilmu. Karena memang dengan ilmu kita akan bisa mendapatkan apa saja yang kita inginkan. imam syafi’I mengatakan bahwa, barangsiapa yang menginginkan dunia hendaklah ia menguasai ilmu, barangsiapa yang menginginkan akhirat maka hendaklah ia menguasai ilmu, barangsiapa yang menginginkan keduanya (dunia dan akhirat) maka mendaknya ia juga harus menguasai ilmu. Sederhananya, ilmu merupakan kunci segala kebahagiaan, baik itu kebahagiian dunia maupun kebahagian akhirat. Ilmu menjadi penjaga kita di dunia, dengan berilmu kita akan terhindar dari sifat takabur, orang yang memiliki ilmu juga akan menjadi orang yang rendah hati, tak heran jika orang berilmu akan selalu bahagia didunia, karena banyak yang menyayanginya. Begitupula ilmu akan menjaga dan menghindarkan kita dari siksa api neraka, apabila ilmu yang kita miliki mampu kita amalkan menjadi ilmu yang bermanfaat,
Banyaknya manfaat orang berilmu yang telah disebutkan dalam Al-qur’an dan hadis, menunjukkan bahwa agama islam memberikan perhatian penuh pada ilmu juga bagaimana seorang muslim seharusnya menuntut ilmu. Kata al ilm sudah disebutkan lebih dari 780 kali dalam Al-Qur’an . Salah satu yang menjadi pembeda antara agama islam dengan agama yang lain adalah penekanannya terhadap ilmu. Dalam surah at taubah disebutkan bahwa tidak sepantasnya seorang muslim pergi ke medan perang, hendaklah ada sebagian kelompok yang pergi mendalami ilmunya tentang agama. Inilah pentingnya ilmu, bahkan ditengah peperangan sekalipun AlQur’an masih tetap menekankan orang untuk menjadi penjaga ilmu. Dan orang itu tidak perlu berperang karena dia sudah berjuang dalam mempertahankan literatur agama.
Kini kita tahu pentingnya menuntut ilmu. Lantas apa yang perlu kita lakukan dalam menuntut ilmu? Apakah sekedar hadir bersekolah atau mengikuti perkuliahan? Sekedar menyimak materi yang disampaikan oleh guru? Atau ditambah dengan mencatat materi yang diberikan oleh guru?
0 Komentar