Pagi hari ini saya di suguhkan dengan cuaca yang sedikit mendung,
ditemani segelas kopi dan sebatang rokok Dji sam soe. Sejenak saya terpikir
tentang suatu hal yang menarik, yang kiranya ini akan menjadi tulisan singkat
saya di lembaran yang kusut ini. Yang terlintas di benak saya saat ini adalah,
KRISMUHA (Kristen Muhammadiyah). Sudah pernah dengar? Yaah, meskipun topik ini
sudah termasuk topik lawas, yang mungkin sudah berdebu dan tidak asik lagi
untuk dibahas bagi sebagian orang, namun ada sudut pandang dari penulis yang perlu
anda ketahui.
Ahh, kamu ini. Baru bangun sok-sokan mikirin ORMAS!!
Hehehe, karena inilah bagian menariknya. Kita tidak akan tahu
sesuatu bila tidak memikirkannya, bukankah hanya mendengar namanya saja kita
sudah merasa ganjal?
KRISMUHA? Muhammadiyah sekarang bukan gerakan islam lagi ya?
Nahh, sampai sini dulu. Saya yakin sebagian besar masyarakat
akan berpikir demikian jika mendengar kata itu, maka dari itu mari sama-sama
kita bahas.
Bukankah ini terdengar sangat aneh?
KRISMUHA merupakan varians
kedekatan antara warga kristen dan Muhammadiyah. Inilah varian sosiologis yang
menggambarkan para pemeluk agama kristen/katholik yang bersimpati dan memiliki
kedekatan dengan Muhammadiyah. Seperti yang dikatakan Prof. Abdul Mu’ti saat
dihubungi dari Jakarta, pada Selasa (30/05/2023).
Kristen Muhammadiyah bukanlah
sinkretisme agama dimana seorang mencampuradukkan agama Kristen/Katholik
dengan islam (Muhammadiyah). Kedekatan ini terjalin karena pengalaman
berinteraksi dengan warga Muhammadiyah dan pemahaman atas Muhammadiyah seperti
bersekolah ataupun menempuh pendidikan di perguruan tinggi Muhammadiyah dan
Aisyiyah (PTMA). Seperti yang kita ketahui kampus-kampus dan sekolah
Muhammadiyah banyak berdiri di daerah mayoritas Non-Muslim.
Menyesatkan!!
Eitsss, tunggu dulu, sebelum
melakukan penghakiman alangkah lebih baiknya jika kita memahami ciri-cirinya. Umat
kristen bukanlah warga Muhammadiyah meskipun turut serta bergotong-royong
dengan mengatasnamakan Krismuha. Kedua, mereka tetap sebagai pemeluk agama
kristen/katholik yang teguh menjalankan agamanya. Pun pula dengan Muhammadiyah
yang tetap teguh dengan ajaran Al-Qur’an dan As-sunnah. Sampai sini bisa
dipahami? Silahkan disimpulkan, sesat atau tidaknya berawal dari sudut pandang
masing-masing.
Dari sini penulis bisa menyimpulkan
bahwasanya KRISMUHA menunjukkan peranan pendidikan dalam membangun kerukunan
antar umat beragama dalam kesatuan bangsa. KRISMUHA muncul setelah lembaga
persyarikatan Muhammadiyah menerbitkan buku penelitian ‘Kristen Muhammadiyah : mengelola
pluralitas agama dalam pendidikan’. Muhammadiyah terus mengembangkan pelayanan
untuk umat, dengan adanya umat kristen yang bersimpati terhadap gerakan
Muhammadiyah bukan berarti mereka termasuk kedalam golongan warga Muhammadiyah,
mereka tetap menjadi penganut kristen yang taat.
Ini adalah bukti bahwa Muhammadiyah menerapkan konsep islam rahmatan lil’alamin, yang merupakan rahmat
untuk seluruh alam, tak hanya umat islam semata, tapi juga untuk orang-orang
non-muslim juga ikut merasakan kebermanfaatan persyarikatan Muhammadiyah.
1 Komentar
inilah pentingnya membaca kak, temen saya denger istilah "kristen muhammadiyah" langsung judging tanpa baca literatur dulu. Kan yang tau maksudnya jadi kesel atas ke-sok tahu-an dia
BalasHapus