Malam
ini suara jangkrik terdengar lebih keras dari biasanya, angin malam berhembus
menjamah tubuh seolah hendak memadamkan obor-obor yang menerangi jalan desa.
Damai dan sunyi menjadi satu. Demikianlah, malam memang selalu memberikan
kedamaian bagi semua orang, mungkin inilah yang direncanakn oleh Tuhan,
memberikan ketenangan dan kedamaian pada malam hari untuk menjadi penenang
hambanya setelah menghadapi hiruk pikuk dunia di siang hari.
Seorang
pemuda berjalan menembus dinginnya malam sembari melipatkan kedua tangannya di
depan dada. Dalam perjalanannya pemuda itu memelankan langkahnya, ketika
mendapati seorang pria paruh baya yang berjalan dengan tatapan kosong dan
sangat lemas. “Mari pak” sapa sang pemuda. Melihat pria paruh baya yang tidak
meresponnya, sang pemuda mulai berpikir bahwa ada yang ganjal dari perilaku
pria tersebut.
Pemuda
mulai mengejar langkah pria tersebut, setelah lebih dekat pemuda itu mendapati
pria itu menangis. Tanpa banyak kata sang pemuda mengajak pria itu untuk duduk
dan mendegar cerita juga keluh kesahnya. “Saya terlilit hutang mas, anak dan
istri saya mau dikasih makan apa?” Pria itu berkata sembari menahan isak
tangisnya. Pemuda itu terdiam, menunggu momen yang tepat untuk berbicara dengan
pria paruh baya itu.
Setelah
isak tangisnya mulai berhenti, pemuda itu mulai memberikan semangat untuk si pria
paruh baya itu. Ia mengatakan bahwa Tuhan itu maha kaya, bekerja keras dan
berdo’alah maka akan diberikan jalan. Kata sang pemuda yang berusaha meyakinkan
pria tersebut.
Kata-kata
itu seolah memberikan semangat, kesedihan yang terukir pada wajah pria tersebut
seolah menghilang. Ia sangat berterimakasih kepada sang pemuda karena telah
menenangkan dan memberikan motivasi untuknya. Disitulah mereka mulai berpisah
untuk pulang ke rumah masing-masing.
Namun
beberapa hari kemudian, pria tersebut mendatangi rumah sang pemuda untuk
kembali berkeluh kesah terhadap apa yang telah ia alami, kali ini berbeda, pria
tersebut datang bersama dengan beberapa penduduk yang mengalami hal yang sama,
yang bermaksud ingin berkeluh kesah kepada pemuda itu. Mereka berharap dengan
mengutarakan kesedihan kepada pemuda itu mereka akan lebih lega serta
mendapatkan semangat melalui motivasi yang diberikan oleh pemuda tersebut.
Sang
pemuda kembali memberikan motivasi kepada para penduduk, untuk tetap semangat
dalam menjalani hidup, karena kerasnya kehidupan tak mampu mematahkan mereka
yang memiliki semangat besar. Tak berhenti sampai disitu. Penduduk bahkan
berkali-kali datang ketempat pemuda itu hanya untuk mengeluh. Pada akhirnya
sang pemuda tak lagi memberikan kalimat penyemangat, melainkan memberikan
lelucon kepada para penduduk.
Penduduk
yang merasa terhibur dengan lelucon itu tertawa terbahak-bahak dan terlihat
sangat bahagia. Hingga sampai hari ketiga sang pemuda memberikan lelucon yang
sama, banyak sekali penduduk yang bosan dengan lelucon itu. “Mengapa engkau
memberikan lelucon yang sama setiap hari? Kami sudah bosan” kata salah satu
penduduk.
Dengan
senyum kecil pemuda itu menjawab. “ jika dengan lelucon yang sama kalian bosan,
lantas mengapa dengan masalah yang sama kalian menangis?”
Tidak
semua masalah harus selalu kita hadapi dengan keluhan dan tangisan. Ada kalanya
kita harus mengadapi dengan semangat yang membara, hingga tak seorangpun mampu
menghentikan kita.
Kerasnya
kehidupan memang seringkali menumbuhkan rasa frustasi. Namun siapa sangka,
bahwa hakikatnya proses kita dalam menghadapi kerasnya dunia itulah yang
menjadi momentum berharga juga berkesan bagi kita. Karena proses yang kita
lalui memaksa kita untuk menjadi orang-orang yang kuat dan tegar.
Salah
satu hal yang menjadi senjata kita dalam menaklukkan kerasnya kehidupan adalah
dengan rasa semangat akan memberikan energy positif bagi kita dalam setiap
aktivitas yang kita lakukan. Sedih akan menjadi bahagia, sulit akan menjadi
mudah, bahkan kecewa sekalipun dapat menumbuhkan harapan baru.
Semangat
tentu saja tidak selamanya singgah dalam tubuh kita, ada kalanya semangat itu
pudar, pergi dan menghilang. Namun percayalah apa yang ada dalam dirimu adalah
kendalimu maka kamu memiliki kendali untuk membuat semangat itu tetap bertahan
dalam dirimu dan tidak akan hilang. Jika kamu ingin menyerah dan kehilangan
semangat maka ingatlah apa tujuan utamamu dalam melakukan sesuatu. Apa yang
mendasari dirimu hingga bisa melangkah sejauh ini?
Salah
seorang pemuda rela merantau jauh dari tanah kelahiran dengan tujuan yang
mulia, yakni mencari kehidupan yang layak demi bisa membahagiakan orang tua,
ketika ia hendak menyerah maka ia akan mengingat raut wajah kedua orang tuanya
yang semakin hari semakin tua dan lemah yang harus ia banggakan. Ia mengingat
tujuannya di tanah perantauan, maka percayalah semangat yang ada didalam
dirinya tidak akan pernah pudar.
Semakin
keras kamu bekerja untuk sesuatu maka semakin besar pula rasa banggamu terhadap
keberhasilanmu. Semangat menjadi ruh yang hadir dalam setiap diri manusia.
Ibarat api semangat itu bisa redup bahkan mati, namun ada saatnya juga semangat
itu berkobar dan membara hingga tak ada air yang dapat memadamkannya. Karena
itulah semangat dapat membuat pemiliknya mendapatkan energy yang luar biasa.
Kita
bisa meneladani semangat dari seorang tokoh pemuka di Indonesia yakni B.J
Habibie, semangat beliau dalam belajar dan bekerja sangatlah besar. Maka dari
itu jarang sekali B.J Habibie bersantai, ia selalu menghabiskan waktunya untuk
belajar dan bekerja. Ia pernah mengatakan bahwa ia memiliki Mentalitas sepeda.
Jika ia menaiki sepeda dan ia berhenti maka ia akan jatuh. Jadi ketika ia
berhenti berkerja maka ia akan mati, itulah Mentalitas sepeda yang dimiliki
oelh B.J Habibie.
Semangat
seperti itulah yang perlu kita teladani dalam
menjalani kehidupan, maka Insya Allah dengan semangat dan kerja keras
semua kesulitan pasti akan dimudahkan oleh Tuhan yang maha esa.
Semangat
akan memberikan hasil yang maksimal terhadap apa yang kita kerjakan. Tak hanya
di dunia kerja saja melainkan juga di dunia pendidikan. Sebagai contoh, seorang
mahasiswa akan diuji dengan banyaknya tugas yang diberikan oleh dosen, apalagi
jika sudah menginjak semester akhir, tugas berasa tiada henti-hentinya.
Disitulah perjuangan mahasiswa, apapun yang dilakukan harus didasari dengan
semangat juang sebagai seorang pencari ilmu.
Seperti
yang saya katakan diawal semakin keras usahamu maka akan semakin bangga kamu
dengan keberhasilanmu. Disini bisa kita ambil makna bahwa semakin sulit
perjuangan yang kita hadapai maka akan semakin indah kemenangan yang akan kita
rasakan. Kita akan berada dipuncak keberhasilan sebagai seorang sarjana.
Seperti
yang dikatakan Mbak Najwa Sihab, ingatlah kehidupan kampus dengan terus
mengasah, jangan habiskan waktumu untuk berkeluh kesah. Dalam kutipan tersebut,
mengajak para mahasiswa untuk selalu semangat dalam menjalani kehidupan kampus
dengan mengasah, baik itu mengasah potensi akademik, maupun non-akademik di
dalam lingkungan kampus. dan jangan habiskan waktumu hanya untuk berkeluh
kesah, karena keluh kesah tidak akan menyelesaikan masalah. Jika lelucon yang
sama bisa membuatmu bosan, lantas mengapa dengan masalah yang sama engkau
menangis? Hadapi apapun yang mencoba menghentikanmu maka kamu akan meraih apa
yang kamu harapkan.
Wisuda
tidak hanya diraih dengan kepintaran akademis, melainkan juga diraih dengan
kerja keras, semangat dan isak tangis. Namun dengan kerja keras dan pantang
menyerah, tangisan akan menjadi sebuah pencapaian yang mebanggakan. Bukankah
lulus dengan hasil terbaik merupakan keinginan setiap mahasiswa? Maka dari itu
jangan buang waktumu untuk terlalu banyak bersaintai.
Jika
kapal diombang-ambingkan oleh ombak maka sudah sepatutnya nahkoda yang akan
menjadi tumpuan harapan keselamatan, jika dirimu diombang-ambingkan oleh
masalah hidup maka dirimulah yang menjadi nahkoda itu, bawalah bahteramu menuju
dermaga keberhasilan dengan bahan bakar perjuangan dan semangat yang membara.
2 Komentar
analoginya bagus kak. Jika bosan dengan lelucon yang sama, mengapa kita harus mengeluh dengan masalah yang sama?
BalasHapusMasalah akan tetap nyaman bersama tuannya, selagi si tuan tak melakukan pergerakan.
BalasHapus