Tahukah anda untuk apa diciptakan sebuah gunung? Untuk apa
diciptakan berpetak-petak hutan? Atau apa sebenarnya tujuan dari adanya lautan?
Jika kita memikirkan semua itu pasti yang akan terbesit
pertama kali dalam pikiran kita yakni untuk memenuhi kebutuhan manusia. Jika benar
seperti isi pikiran anda, maka selamat pikiran anda sama dengan pikiran saya.
Indonesia, dikenal sebagai
paru-paru dunia karena luasnya hutan yang dimilikinya. Dikenal sebagai negara
kepulauan karena ribuan pulaunya. Perlu kita ketahui bersama, negara Laos tidak
memiliki lautan, Singapura adalah negara yang tidak memiliki hutan dan gunung, Myanmar,
Kamboja, dan Vietnam adalah negara-negara yang hanya memiliki satu pulau. Tapi Indonesia,
Indonesia memiliki semua itu, betapa Tuhan telah menurunkan segala nikmat-Nya
kepada negara kita ini dengan kekayaan alam yang melimpah.
Tapi, ternyata, sifat Tuhan
bukanlah sifat manusia. Jika sifat Tuhan adalah maha memberi maka manusia
adalah wujud keserakahan sejati. Bagaimana tidak? Dimana ada orang yang kelaparan
di tanah nan subur? Yang katanya setiap apapun yang ditanam pasti tumbuh,
bahkan tak perlu air dan pupuk, geletakkan saja sebatang tangkai pohon pasti
akan tumbuh jua akar. Bukankah demikian negara kita?
Dimana ada orang kehausan yang tak bisa menikmati air bersih
di tengah-tengah negara yang penuh dengan sumber-sumber mata air? Dimana jika
bukan di Indonesia.
Negara kita tercinta telah banyak
sekali memberi. Hasil bumi yang tumbuh dari kandungan ibu pertiwi menjadi
rezeki untuk keberlangsungan hidup masyarakat. Tembakau, kopi, ubi, buah dan
sayur melimpah di negeri kita. Tapi sayang, hasil bumi itu tak lagi berpihak
pada pribumi. Mereka lebih senang memihak para penguasa dan enggan untuk
menghidupi petani yang telah menumbuhkan dan membesarkan mereka. Mau bukti?
Sejauh ini dari ribuan petani yang tersebar di seluruh
penjuru nusantara, berapa persen dari mereka yang sukses dengan hasil bumi
mereka? Bahkan jika kita hitung dengan seksama, petani sukses tidak lebih dari
seperempat dari jumlah total para petani. Kurang konkret seperti apa lagi?
Saya salut dengan instansi
perguruan tinggi yang akhir-akhir ini sempat ramai di perbincangkan, salah satu
perguruan tinggi di daerah Maumere mampu merealisasikan program membayar UKT
menggunakan hasil bumi. Menarik bukan?
Singkong, jagung dan aneka hasil
bumi yang lain bisa dipergunakan untuk menunjang keberlangsungan pendidikan. Seperti
yang sering saya katakan dalam tulisan saya sebelumnya, alam kita terlalu indah
untuk tidak di jelajah dan dipahami, bukan untuk dikuasai lalu dibagi-bagi.
Mari sama-sama lindungi ibu pertiwi
dari tangan-tangan zalim yang menutup mata terhadap para petani.
1 Komentar
Setuju kak. Tangan tangan zalim yang berkuasa itu lah yang jahat. Bagaaimana mungkin, masyarakat turut merasa kurang dan terdampak oleh kerusakan bumi. Padshal seharusnya manusia tingga menikmati apa yang sudah Tuhan beri.
BalasHapus