Hot Posts

6/recent/ticker-posts

KONSEP HUMANISME (MEMANUSIAKAN-MANUSIA)

 


Hari ini saya sedang kepikiran, ingin membedah salah satu konsep dalam tulisan saya. Konsep yang semua orang pasti memiliki, yakni konsep humanisme.

Jika dilihat dari namanya, sepertinya ini tidak terlalu menarik untuk dibahas, tapi bisa saya pastikan ini penting untuk dimiliki.

Humanisme itu apa sih?

Jika kita tinjau secara ilmiah, Humanisme berasal dari bahasa latin yakni humanus berasal dari kata dasar homo yang memiliki arti manusia. Humanis merupakan sifat manusiawi atau sesuai kodrat manusia, dan humanisme disini merupakan paham yang menjunjung tinggi nilai dan martabat manusia.

Nah, kali ini saya mau mengerucutkan kepada apa yang harus dilakukan manusia sebagai makhluk sosial yang tentunya ini merupakan salah satu dari sub-judul Humanisme yang akan kita bahas.

Sebagai makhluk sosial manusia tentu saja tidak bisa hidup sendiri, ibarat gabah (butiran padi) ia tak akan menjadi beras apabila tidak bersinggungan dengan butiran padi yang lain. Bukankah manusia demikian? Ia tak akan bisa berkembang jika tidak bersinggungan dengan manusia yang lain?

Bak pepatah jawa mengatakan “Aja dadi uwong sing rumangsa bisa lan rumangsa pinter. Nanging dadiya uwing sing bisa lan pinter rumangsa.” Jangan jadi orang yang merasa bisa dan merasa pintar, tapi jadilah manusia yang bisa dan pintar merasa. Apa makna dari pepatah tersebut? Jangan hanya jadi manusia yang sok pintar tapi pintar-pintarlah merasa. Merasa apa? Merasa rendah, merasa bodoh dan yang paling penting merasakan keadaan lingkungan sekitar. Peka jika ada yang kesusahan, peka jika ada yang membutuhkan bantuan, bukankah itu hakikatnya manusia sebagai makhluk sosial?

Teknologi mulai menjamah peradaban manusia, inilah yang secara tidak langsung mengikis para humanis-humanis muda. Para kawula muda yang harusnya mampu beradaptasi dan menyesuaikan diri di lingkungan masyarakat kini telah berubah menjadi para muda-mudi yang hanya asik dengan gadget dan tempat tidurnya. Yang paling parah, ada pemuda yang tak mengenal tetangganya bahkan bersosialisasipun tak bisa. Bukankah ini miris? Atau justru bukan masalah?

Tulisan ini tidak lebih dari sekedar opini dan kritik yang saya bangun untuk semua orang, bahkan sebagai bahan muhasabah diri saya sendiri. Sengaja saya menulis ini agar semua pihak disadarkan bagaimana pentingnya menjadi sosok yang humanis dan sosialis.

Pernah anda melihat pejabat yang angkuh? Jangankan peduli dengan manusia sekitar peka saja terkadang mereka tidak mau. Pernah melihat yang seperti ini?

Humanisme dimulai dari hal yang paling kecil, setidaknya merasa peduli dengan sesama manusia. Jika tidak bisa memberikan uang dan tenaga, setidaknya berikanlah senyuman, rangkul tetangga-tetangga sebagaimana sikap seorang makhluk sosial. Jika senyum saja tidak diberikan apalagi uang.

Posting Komentar

2 Komentar

  1. Jangan jadi orang yang merasa bisa dan merasa pintar, tapi jadilah manusia yang bisa dan pintar merasa. Saya baru pertama kali membaca pepatah jawa ini. Namun, maknanya langsung merasuk ke kalbu. Semakin tahu tentang sesuatu, sudah seharusnya kita semakin menyadari bahwa lebih banyak yang tidak kita ketahui.

    BalasHapus
  2. Pepatah jawa yang memiliki makna mendalam dan bisa jadi pedoman dalam hidup. Baru ini sih saya baca pepatah lengkapnya. Thanks sharingnya kak

    BalasHapus