Kebaikan
menjadi suatu pengamalan yang harus senantiasa dijalankan dengan istiqomah,
sifat baik menjadi cerminan dari akhlakul karimah yang dimiliki oleh manusia,
terkhusus bagi seorang muslim. Ada kalimat menarik yang tertulis dalam
Al-Qur’an yakni di surah Al-Baqarah ayat 148, potongan ayat itu apabila dikutip
akan berbunyi Fastabiqul Khairat.
Bukankah
potongan kalimat ini sudah cukup populer? Lantas apa itu fastabiqul khairat?
Kalimat
ini jika kita terjemahkan ke dalam bahasa Indonesia memiliki arti
berlomba-lomba dalam hal kebaikan. Siapa yang harus berlomba? Yang harus
berlomba adalah kita semua, umat manusia yang ingin mendapatkan ridho-Nya. Jika
dahulu para sahabat ber-fastabiqul khairat dengan berperang dan mencari syahid,
maka hendaknya kita mengikuti jalan mereka. Apakah harus melalui jalan
peperangan? Tentu saja tidak, fastabiqul khairat bisa kita jalankan dengan cara
istiqomah dalam beribadah untuk menggapai ridho-Nya.
Apa kalimat yang paling bisa
menggambarkan fastabiqul khairat?
Fastabiqul khairat adalah panggilan
untuk berlomba dalam melakukan amal saleh dan kebaikan. Fastabiqul khairat
bukan sekedar perlombaan fisik, akan tetapi ini merupakan sebuah perlombaan
untuk meningkatkan kualitas spiritual dan akhlakul karimah dalam diri kita.
Inilah mengapa, penting bagi kita untuk selalu berpegang teguh dengan
fastabiqul khairat, ini juga yang harus menjadi pendorong utama dalam setiap
langkah kita. Ibadah menjadi salah satu cara dalam meningkatkan ghirah
fastabiqul khairat, baik itu ibadah mahdah maupun ibadah ghairu mahdah.
Dalam tulisan
ini saya ingin mengajak para pembaca untuk menyimak serta meneladani kisah
bagaimana para sahabat berlomba-lomba dalam kebaikan.
Salah
satu kisah inspiratif yang bisa kita petik pelajaran dari para sahabat nabi
yang sedang berlomba dalam kebaikan, yakni kisah berlomba-lombanya Abu bakar
dengan Umar. Kisah ini berdasarkan hadis sahih yang diriwayatkan oleh Abu
dawud.
Mula-mula
Rasulallah SAW, memerintahkan para sahabat untuk melaksanakan sedekah, dan para
sahabat pun melakukan apa yang telah di perintahkan oleh Rasul.
“semoga
hari ini aku bisa mengalahkan abu bakar” kata umar sembari membawa setengah
dari harta yang ia miliki. Hingga Rasulallah SAW bertanya pada Umar.
“Wahai
umar, apa yang engkau tinggalkan untuk keluargamu?”
Umar
menjawab, dengan sebagian harta yang ia tinggalkan dirumah. Kemudian tak lama
datanglah abu bakar dengan membawa seluruh harta yang ia miliki, bertanya
rasulallah.
“Wahai abu
bakar, apa yang engkau tinggalkan untuk keluargamu?”
Dengan
penuh bangga abu bakar mengatakan, bahwa ia telah meninggalkan untuk
keluarganya Allah beserta Rasul-Nya. Kemudia umar menyahut, Demi Allah aku
tidak akan bisa mengalahkan abu bakar selamanya.
Inilah
dia sedikit kisah inspiratif yang bisa kita petik pelajaran darinya, perlombaan
para sahabat rasul dalam hal kebaikan. Dari sini kita bisa mengetahui betapa
dermawannya para sahabat, bahkan rela menghabiskan seluruh hartanya demi untuk bersedekah
di jalan Allah.
2 Komentar
Masyaallah kedua sahabat nabi ini memang luar bisa. Sodaqoh setengah harta saja sudah banyak, apalagi seluruhnya. Semoga kita dapat mengikuti jalan yang mereka ambil.
BalasHapusSahabat nabi adalah sosok yang mustinya kita idolakan, sebab totalitas mereka dalam beragama sangat mengagumkan. Semoga kita bisa mengambil teladan dari para sahabat nabi
BalasHapus